Minggu, 03 April 2011

Nepenthes (Kantung Semar)



Nepenthes atau Kantung Semar (pitcher plant) merupakan tanaman karnivora yang di setiap ujung daunnya memiliki kantung yang unik. Kantung yang unik ini dapat menjebak serangga atau hewan kecil lainnya, karena di dalam kantungnya terdapat cairan nectar glants (madu) yang dapat memikat serangga khususnya yang menyukai rasa manis. Cairan tersebut licin sehingga ketika mendekati kantung serangga akhirnya terpeleset dan terperangkap di dalam kantung (Handoyo dan Sitanggang, 2006). 
Belakangan ini kelestarian nepenthes di Indonesia terancam karena konversi lahan secara besar-besaran. Saat ini kantung semar termasuk tanaman langka berdasarkan kategori IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan WCMC (World Conservation Monitoring Centre). Di Indonesia tanaman ini dilindungi menurut PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan dan Pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar, dan termasuk dalam daftar CITES Appendix I (N. rajah dan N. khasiana) dan Appendix II (selain kedua jenis tersebut).

Saat ini kantung semar termasuk tanaman langka berdasarkan kategori IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan WCMC (World Conservation Monitoring Centre). Di Indonesia tanaman ini dilindungi menurut PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan dan Pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar, dan termasuk dalam daftar CITES Appendix I (N. rajah dan N. khasiana) dan Appendix II (selain kedua jenis tersebut).

 Klasifikasi
Berikut ini merupakan klasifikasi dari tumbuhan kantung semar:
Kingdom  : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Subdivisi  : Magnoliophyta
Kelas        : Choripetalae
Ordo         : Nepenthales
Famili       : Nepenthaceae
Genus       : Nepenthes
Spesies     : Nepenthes sp.
                          (Redaksi Trubus, 2006)

Nama Daerah
Nepenthes atau kantung semar, juga dikenal dengan berbagai nama dari daerah yang berbeda. Selain kantung semar, nama-nama yang biasa dipakai untuk menyebut tanaman tersebut antara lain: periuk monyet; terompet gunung; lonceng gunung; ketakung; entuyut (suku Dayak); kobe-kobe (Papua); kacung beruk; pitcher plant; pelipur lara; kendi setan; Miranda Herba; dan lain sebagainya. 

Sejarah
Kantung semar (Nephentes sp.) pertama kali ditemukan dan dideskripsikan oleh Etienne de Flacourt pada tahun 1658 di Madagaskar, jenis yang ditemukan saat ini dikenal sebagai Nepenthes madagascariensis. Pada tahun 1677 spesies kantung semar kembali ditemukan di Srilanka, spesies endemik Srilanka ini dikenal dengan sebutan Nepenthes distillatoria. Baru pada tahun 1690, seorang ahli botani asal Belanda bernama Rumphius menemukan spesies baru tanaman kantung semar  yang kini lebih dikenal sebagai Nepenthes mirabilis, spesies baru tersebut ditemukan di daerah Maluku.  

Terakhir pada tahun 2004, ditemukan spesies baru kantung semar di daerah pegunungan Jawa Tengah oleh Adrian Yusuf Martono, seorang penggagas Divisi Nepenthes di Malang, Jawa Timur. Spesies itu kini diberi nama Nepenthes adrianii. Hingga tahun 2006, sudah sebanyak 103 spesies kantung semar yang terdata dan teridentifikasi di alam.

Habitat
Kantung semar dapat dijumpai mulai dari puncak gunung sampai pinggir pantai, mulai dari 0 – 3.000 m dpl. Dilihat dari segi geografis, kantung semar tumbuh di daerah tropis yang basah dan tersebar mulai dari Madagaskar, Kepulauan Seychelles, Srilanka, India, Cina, Asia Tenggara, Papua, Australia, dan Kaledonia Baru. 

Dari 103 spesies kantung semar, 33 spesies ada di Kalimantan (wilayah Indonesia dan Malaysia), dengan 25 spesies diantaranya merupakan spesies endemik yang tidak ditemukan di daerah lain. Sedangkan di Sumatera terdapat 30 spesies dengan 17 spesies endemik. Kedua pulau tersebut menyimpan jumlah spesies kantung semar terbanyak di dunia, sehingga disebut sebagai sumber plasma nutfah kantong semar terbesar.

Dari 103 spesies kantung semar, 33 spesies ada di Kalimantan (wilayah Indonesia dan Malaysia), dengan 25 spesies diantaranya merupakan spesies endemik yang tidak ditemukan di daerah lain. Sedangkan di Sumatera terdapat 30 spesies dengan 17 spesies endemik. Kedua pulau tersebut menyimpan jumlah spesies kantung semar terbanyak di dunia, sehingga disebut sebagai sumber plasma nutfah kantong semar terbesar. Sementara di Semenanjung Malaysia terdapat 8 spesies kantung semar, kemudian Filipina dengan 12 spesies, dan Papua 9 spesies dengan 7 spesies endemik.
 
Kantung semar tidak hanya tumbuh di daerah lembab dan teduh, tetapi juga pada tempat yang miskin unsur hara seperti rawa-rawa dan pasir pantai. Beberapa spesies juga ditemukan tumbuh di tanah gambut, tanah pasir, tanah kapur, celah bebatuan, serasah daun, tanah gunung, atau di pohon-pohon besar (epifit). Kantong pada kantung semar mampu memberikan cadangan nutrisi sehingga tanaman ini dapat bertahan hidup pada tanah yang miskin hara (Handoyo dan Sitanggang, 2006). 

Berdasarkan tempat tumbuhnya kantung semar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu dataran rendah (0-300 m dpl), dataran menengah (300-700 m dpl), dan dataran tinggi (> 700 m dpl). 

Kantung semar dataran rendah banyak dijumpai di hutan kerangas dengan cirri khas tanah yang berpasir, banyak ditemukan kantung semar pada areal pinggir hutan kerangas pada semak belukar resam. Pada habitat ini ditemukan spesies N. rafflesiana, N. gracilis, N. ampullaria, N. albomarginata, dan N. mirabilis. 

Beberapa spesies kantung semar juga ditemukan di ketinggian tempat 200 m dpl pada daerah pegunungan kapur yang tanahnya sulit menangkap air, dan memiliki kelembaban yang tinggi. Vegetasi yang mendominasi adalah semak perdu dan paku-pakuan serta jarang terlihat pohon yang tinggi. Pada habitat ini ditemukan spesies N. nothiana, N. boschiana, N. campunalata, N. faizaliana, dan N. mapuluensis. 

Beberapa spesies kantung semar seperti N. rafflesiana, N. gracilis, dan N. ampularia dapat juga ditemukan pada daerah berpayau, yaitu tanahnya masam bergambut dan selalu basah dengan kelembaban yang sangat tinggi. Spesies kantung semar yang tumbuh di daerah ini umumnya bersifat terestrial yang tampak tumbuh diantara liana.  

Selain itu, kantung semar juga ditemukan pada daerah dataran tinggi dengan cuaca yang kerapkali berkabut dan terasa dingin. Tanahnya bersifat masam dengan lumut yang mendominasi dan tanaman bersifat epifit. Kantung semar biasanya tumbuh bertebaran di lokasi hutan yang terkena sinar matahari. Salah satu contohnya adalah N. gymnamphora yang ditemukan di Gunung Slamet. Beberapa spesies juga tumbuh di tanah (N. rajah dan N. villosa) dan tumbuh memanjat (N. muluensis). N. lamii merupakan spesies langka dan endemik yang tumbuh di Papua pada ketinggian tempat 3.250 m dpl. 


Morfologi
Di habitat alaminya kantung semar ada yang tumbuh tegak dan ada juga yang merambat. Tumbuhan ini diklasifikasikan sebagai tumbuhan karnivora dikarenakan terdapat organ berbentuk kantung yang menjulur dari ujung daunnya yang mampu memangsa serangga, yang kemudian organ tersebut dikenal dengan pitcher atau kantung. Selain kemampuannya untuk memangsa serangga, tanaman ini memiliki keunikan pada bentuk, ukuran, warna, dan corak pada kantungnya (Azwar et al., 2007). Namun warna dan corak kantung tidak digunakan untuk membedakan spesies kantung semar, klasifikasi spesies dilihat dari perbedaan bentuk kantung, daun, batang, dan bunga (Handoyo dan Sitanggang, 2006).
a.       Batang
Batang pada kantung semar yang merambat menyerupai batang pada tanaman anggur dan vanili. Batang tersebut akan memanjat pada tanaman dan semak perdu yang tumbuh di sekitarnya. Batang umumnya berwarna hijau, terkadang juga berwarna ungu tua atau merah tua. Pada beberapa spesies tumbuh batang roset yang letaknya pada pangkal batang tertua. Batang tersebut memiliki ketebalan 0 - 3 mm.
Bentuk batang pada kantung semar berbeda-beda, tergantung pada spesiesnya. Ada batang yang berbentuk segitiga seperti pada N. gracilis dan N. reinwardtiana; berbentuk segi empat seperti pada N. spathulata; dan bersudut seperti pada N. adrianii.
b.      Daun
Warna daun kantung semar umumnya hijau atau hijau kekuningan, namun terkadang daun berwarna merah tua hingga keunguan. Daun muncul di ruas-ruas batang dan di ujung daun akan muncul sulur panjang yang tipis. Sulur tersebut menjadi penopang ketika tanaman kantung semar merambat ke pohon lain, dan dari ujung sulur tersebut yang kemudian akan muncul kantung.
c.       Kantung
Kantung semar memiliki kantung yang berbeda-beda tiap spesiesnya, dan terkadang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan antar spesies. Kantung pada nepenthes memiliki warna dan corak yang berbeda-beda, diantaranya: kuning, hijau, merah, cokelat, hitam, merah kecokelatan, hijau semburat merah, dan lain sebagainya. Namun perbedaan warna dan corak ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengklasifikasikan spesies kantung semar.
Berdasarkan bentuk kantungnya, kantung semar memiliki 6 bentuk kantung, diantaranya: berbentuk silinder memanjang; bulat memanjang; bundar; bulat telur; berbentuk kendi; dan berbentuk corong. Pada awal pembentukan, kantung tertutup oleh penutup yang juga bervariasi bentuknya: bundar, lonjong, bulat telur, silinder, segitiga, dan berbentuk taji.

Dilihat dari letaknya, kantung dibedakan menjadi kantung bawah dan kantung atas. Kantung bawah atau disebut juga kantung roset, biasanya memiliki mulut kantung yang lebar. Kantung roset muncul pada tanaman yang masih muda atau tanaman yang sudah dipangkas sehingga merangsang pamunculan daun roset. Sayap pada bagian depan kantung sudah berkembang baik dengan tampilan rambut tipis sepanjang tepinya.
Kantung atas pada kantung semar berbentuk cenderung seperti corong dibandingkan dengan kantung bawah. Sayapnya menjadi dua tulang daun tipis dengan sedikit rambut di pinggirnya. Kantung atas juga menyimpan cairan nectar yang lebih sedikit dibandingkan kantung bawah sehingga lebih ringan.
Beberapa spesies kantung semar memiliki kantung peralihan, yaitu kantung perantara antara kantung atas dan kantung bawah. Bentuk kantung peralihan merupakan peralihan dari bentuk kantung atas dan kantung bawah, memiliki sayap tetapi tipe corong belum seperti kantung bawah, melainkan sudah lebih menyerupai corong pada kantung atas.
d.      Bunga 
                  Bunga kantung semar muncul sekali atau dua kali setahun, atau bahkan terus menerus. Satu tanaman menghasilkan bunga jantan atau betina yang muncul di dekat puncak batang utama. Bakal bunga jantan saat belum mekar berbentuk bulat tanpa ada belimbingan. Sedangkan bunga betina memiliki belimbingan (lekukan seperti buah belimbing) di bakal bunganya.

1 komentar:

manikmaya-indcus mengatakan...

pak saya menemukan kantong semar pada ketinggian kira2 1000 mdpl. di lereng gunungg ungaran jawa tengah, mhon bantuanya untuk identifikasi. tanaman ini saya temukan pada vegetasi paku pakuan dan lumut.. gambar akan saya kirimkan ke email anda... mhon bantuanya ya pak.// nuwun..

Posting Komentar

 

About Me

Foto Saya
adrian red
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Labels

Powered By Blogger